Emotional Quotient Santri
By: Munif Attamimi

Beruntunglah jika kita pernah menjadi santri dan pernah hidup di lingkungan pesantren. Sistem pendidikan pesantren yang tidak hanya fokus pada pengayaan intelektual (Intellegence Quotient) belaka, tetapi juga pengayaan emosional dan moral (Emotional Quotient) membuat pesantren lain dari lembaga pendidikan pada umumnya, dimana Koneksi batin itu lebih kuat daripada koneksi dzohir belaka.

Rasulullah SAW dengan para sahabat memiliki hubungan yang kuat, bukan sebatas hubungan dzohir saja. Bahkan ada golongan sahabat yang lebih dekat lagi dengan Rasulullah. Mereka kemudian dikenal dengan sebutan Ashabusshuffah. Mereka hidup di masjid. Kesehariannya begitu dekat dengan Rasulullah. Hari-hari mereka disibukan dengan beribadah dan mendalami ilmu agama. Kalau kita kontekskan sekarang ya seperti hubungan kiyai dengan santri.

Selama di pesantren kiai dan santri layaknya orang tua dan anak kandung. Hidup dalam satu atap pesantren, shalat jama’ah bersama, rutin bertemu dalam majelis ilmu, dan banyak hal lain yang pada intinya semakin memperkuat hubungan kiai dan santri. Baik dalam intelektual atau spiritual.

   

Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan: Ketika telah terkumpul dalam diri seorang santri kecerdasan akal, adab (tata krama/sopan santun) dan bagusnya kefahaman. Dan ketika telah terkumpul dalam diri seorang kiai sifat sabar, tawadlu dan ahlak yang baik. Maka sungguh telah sempurna kenikmatan-kenikmatan atas mereka (santri dan kiai)”.

Hubungan Kiai dengan santri tidak hanya saat didalam pesantren, setelah luluspun masi tetap sowan yai, untuk Recharge dan transformasi Nilai nilai kepesantrenan, khususnya bagi kami kami yang sedang merintis Pesantren Teknologi Majapahit (PTM) Mojokerto.

Bersama Ketua Badan Wakaf PTM, Al-Ustadz David Rusdianto kami sowan kiai dan para Guru kami untuk meminta Do’a, Bimbingan dan Arahan Guru Guru Kami di Gontor.

“Man Lam Ya’rif Al-ushul Harroma Anilwushul: Santri yang melupakan kiainya, jangan harap akan sukses” (jangan sampai menjadi kacang yang lupa pada kulitnya).
(Att_PTM)

Pesantren Teknologi Majapahit
Technology To Elevate