MOJOKERTO – Penandatanganan MOU antara Laziswaf Pesantren Teknologi Majapahit (PTM) dengan PT. Dedayu Opus Maxima, akhirnya terlaksana di Aula NegaraKertagama PTM pada Rabu 23 Agustus 2023 lalu.
Firstino Wimphy Hermanto, S.S selaku CEO PT. Dedayu Opus Maxima, mengaku sangat bahagia usai penandatanganan MOU tersebut dan menyebut ini adalah pengalaman perdana bagi perusahaan berkecimpung di dunia pesantren.
“Kami perdana masuk lingkungan pesantren, adem rasanya,” kata Wimphy saat menyampaikan sambutan di depan jajaran Pimpinan, Dewan Guru dan santri PTM yang hadir di acara tersebut.
CEO perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi tersebut tak lupa mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama memberikan kontribusi positif ke dunia pendidikan khususnya lembaga pendidikan pesantren seperti PTM.
“Kami dari PT. Dedayu Opus Maxima berterima kasih kepada seluruh pihak PTM atas kerjasamanya, semoga ada kerjasama-kerjasama lain yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain untuk kemajuan PTM,” katanya.
Pelajaran penting dari kegiatan penandatanganan MOU antara pengusaha dengan lembaga pendidikan pesantren menurut Wimphy adalah bagaimana peristiwa yang disaksikan santri PTM ini bisa direkam dalam memori santri-santri PTM sehingga mereka memiliki cita-cita hidup bermanfaat untuk orang lain.
“Menjadi dan memiliki akhlaq baik, itu harus. Tapi menurut saya tidak cukup. Jika kita “hanya” menjadi orang baik, kita belum tentu bisa membantu orang lain. Tapi jadilah adek-adek semuanya jadi orang yang baik, yang kuat, yang mau dan mampu membantu saudara-saudaranya, dan menopang kehidupan saudara-saudaranya,” kata Wimphy.
“Ini bukan menjadi “apa” tapi menjadi “bagaimana”, tentang kualitas bukan “hanya sekedar”. Insyaalloh Para santri akan menjadi calon-calon pemimpin di masa depan, agar punya mimpi untuk digapainya,” tambah Wimphy.
Sementara itu Ketua Badan Wakaf PTM, Ust. David Rusdianto, S.S, kembali menegaskan komitmen para pendiri dan pimpinan PTM bahwa pesantren PTM bukanlah milik pribadi atau perorangan.
“Lahan ini adalah lahan wakaf, dikelola oleh Para Nadzir, Para Pimpinan, Para Asatidz. Ini adalah milik umat. Dengan ridho Alloh, aset wakaf PTM pun bertumbuh, dari 8600 m dapat diperluas lagi menjadi 4 ha, hanya dalam waktu setahun berjalannya PTM”
“Tolong disampaikan ke wali santri dan sanak saudara antum, bahwa pondok ini bukan milik pribadi Pimpinan Pesantren, bukan milik pribadi Anggota Badan Wakaf, tapi milik umat.” kata Ustadz David Rusdianto.
Ustadz David Rusdianto menjelaskan tujuan wakaf 10% dividen PT. Dedayu Opus Maxima ke PTM.
“Pesantren harus mandiri, menggerakkan roda ekonomi dalam pesantren dengan semangat kemandirian. Supaya Tidak ada intervensi dan Pesantren tidak mengemis-ngemis. Insya Allah jadi pendidikan buat para santri juga untuk menanamkan jiwa memberi/shodaqoh.” katanya.
KH. Alaikal Fajri, S.H.I., M.M. selaku Pimpinan PTM juga menyampaikan sambutan dengan menyatakan
bahwa tidak ada dalam suatu majlis di PTM kecuali orang yang mukhlis sehingga mereka menggerakkan hartanya dan dirinya dengan maunah (pertolongan) Allah SWT.
“Semoga sedekah ini berpahala berlipat-lipat, dan menjadi role model proses laziswaf di PTM,” kata K.H. Alaikal Fajri.
K.H. Alaikal Fajri juga menyampaikan rasa syukurnya bahwa di awal tahun kedua ini, banyak kesyukuran yang didapatkan oleh PTM.
“Kalau tidak karena bantuan Allah maka akan mustahil semua ini. Salah satunya adalah perluasan lahan. Ini adalah bentuk kepercayaan masyarakat salah satunya oleh PT. Dedayu Opus Maxima. Kemarin ada beberapa wali santri yang memberikan dan meninggalkan sesuatu untuk PTM, dari buku, alat fitnes, dll. Mari kita manfaatkan wakaf itu agar menjadi wakaf produktif,” pungkas K.H. Alaikal Fajri.